Kata siapa Perempuan tidak bisa melakukan hal-hal yang dilakukan oleh
pria. Kata siapa, perempuan itu mengalami Diskriminasi Sosial dibidang yang
kebanyakan Pria geluti. Umumnya, perempuan memang kerap dinomor duakan dalam
perspektif patriarki. Namun, di era globalisasi yang mana akses informasi,
telekomunikasi, dan internet berkembang tanpa batas, perempuan bebas melakukan
apapun yang dapat mengingkatkan kemampuannya bersaing dengan lahan pekerjaan
yang kebanyakan digeluti pria.
Sedikit berbicara soal hubungan antara Internet dan Perempuan. Banyak
penelitian menyebutkan bahwa perempuan kerap menjadi objek pronografi dalam
bidang internet. Sampai-sampai, sejumlah pelaku kegiatan aksi pornografi di
Internet lebih banyak mengusung objek perempuan sebagai lumbung eksploitasi
menarik peminat pengunjung. Hal ini didasari bahwa, pelaku social digital
memang lebih banyak menyediakan ruang bagi laki-laki ketimbang Perempuan
(Survei IPTEK.net).
![]() |
Sumber : Google |
Oleh sebab itu, banyak perempuan di daerah-daerah melakukan program
diseminasi dalam rangka mengentaskan segregasi dalam ranah internet. Karena,
melalui ruang itulah posisi dan peranan wanita dapat dipromosikan dalam
membentuk paradigm masyarakat terkait perempuan. Keseimbangan informasi yang
disediakan melalui internet, akan memengaruhi banyaknya persepsi public terkait
dengan persoalan genderisasi. Apalagi, hak untuk mendapatkan informasi adalah
hak yang fundamental bagi setiap manusia tanpa terkecual. Tanpa, melihat
batasan gender, rasial ataupun latar belakang sosial.
Dengan makin aktifnya perempuan menjadi pendorong/dinamisasi pertumbuhan
perempuan dalam menjangkau akses informasi dibidang internet, setidaknya
memberikan layanan edukasi bagi perempuan untuk lebih berhati-hati dan cerdas
dalam memanfaatkan internet. Masih ingat banyaknya kasus perempuan yang
diperkosa dan diculik akibat pemanfaat internet yang salah melalui sosial
media. Anehnya, kasus tersebut menjadi preseden bagi perempuan lainnya. Seolah tak
belajar dari pengalaman, dan jatuh dilubang yang sama, perempuan selalu menjadi
objek kekerasan fisik dan mental. Oleh sebab itu, perlu pengembangan secara
sinergis dalam memotong lubang besar yang menjadikan perempuan sebagai objek
ekspolitasi dibidang internet. Pelaku usaha, aktifis perempuan, dan pemangku
kepentingan terkait (stakeholder)
bersama-sama bahu membahu membangun dan mendorong diseminasi program percepatan
penyadaran perempuan dibidang internet.
Dua Srikandi
Prita Mulyasari, boleh jadi adalah pelaku gerakan sosial digital media
yang berhasil membawa pengaruh perempuan terbebas dari pandangan sebelah mata publik
terkait keterlibatannya dibidang internet. Kiprahnya, memberikan spirit dan
pengaruh serta sense of women dalam
membela harkat dan martabat perempuan sebagai manusia.
Selain Prita, ada Sonita Lontoh, dia mungkin
dapat dikatakan sebagai sosok Kartini dibidang Internet Telekomunikasi.
Kemampuannya dalam memainkan peran dibidang IT, mengantarkannya meraih posisi
eksekutif di Trilliant, sebuah perusahaan berkonsep 'Green Technology' yang
cukup ternama bertempat di Sillicon Valley. Tentunya bila mendengar kata
Sillicon Valley, anda akan terkejut dengan kiprah Perempuan Indonesia satu ini.
Barangkali, Sillicon Valley adalah tempat idaman anda bagi para pelaku IT kelak
dimasa depan. Tak ayal, kiprahnya dibidang Green Techonolgy membuat ilmunya
menjadi inspirasi ditemukannya 'Smart Grid'. Prestasi yang Ia raih, tentunya
menjadi stimulus bagi perempuan Indonesia lainnya untuk berkiprah lebih jauh
dalam menyemangati spriti Kartini berupa kesetaraan dalam ruang sosial maupun
dalam ranah IT.
Dua contoh diatas, adalah bukti bahwa perempuan
juga mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan pembangunan bangsa. Kiprah
keduanya kendati dengan latar belakang berbeda, menjadi inspirasi bagi kebanyakan
perempuan lainnya dalam menyemangati spirit Kartini dengan kontribusi terhadap
masyarakat. Karena, Perempuan adalah mutiara bagi kita semua. Menyinarinya adalah
cahaya bagi umat manusia. Maka, hormatilah perempuan dan jadikanlah mereka
Kartini kita.
No comments:
Post a Comment