“Ada Hantu berkeliaran di Eropa, hantu komunisme”, begitulah kata-kata
pembukaan Manifesto Komunis, dokumen Marxisme paling termasyhur yang ditulis
oleh Frederic Engels dan Karl Marx pada akhir abad ke-20 komunisme menjadi
hantu umat manusia. Selama sebagian besar abad ini komunisme menjadi salah satu
kekuatan politik dan ideologis paling dahsyat di dunia. Sepertiga umat pernah
hidup dibawah benderanya. Hampir tak ada negara dunia dimana partai komunis
tidak secara langsung atau tidak langsung mencoba merebut kekuasaan."
Buku yang
ditulis oleh Frans-Magniz Suseno guru besar filsafat kenamaan Indonesia
kelahiran Jerman ini mengisahkan sedikit pemikiran Marx yang sering dianggap
kontroversial karena pemikirannya yang radikal akan keterasingan diri manusia.
Buku ini merupakan buku pertama dari dua buku yang ia rencanakan mengisahkan
pemikiran Marx dan aliran-aliran Marxisme sesudahnya. Buku pertama yang ia
tulis menyajikan pemikiran Marx dan perkembangan Marxisme selama abad ke-19,
tepatnya sampai Perang Dunia I. Marx yang kelahiran Trier (dulu masuk dalam
Administrasi Prussia) adalah anak seorang pengacara Yahudi yang masuk agama
Kristen-Portestan padahal hampir seluruh masyarakat Trier pada saat itu
beragama Katolik. Hal ini dilakukan agar ayah Marx kecil dapat menjadi notaris
di Prussia yang berhaluan protestan. Bahkan, ayah Marx kecil menyarankan
dirinya untuk belajar ilmu hukum dengan harapan Marx dapat menjadi notaris
seperti ayahnya. Namun, seolah bakat kritis memang dilahirkan untuk Marx, ia
memulai perjalanan hidupnya menjadi seorang filsuf besar dengan ketidak
tertarikannya terhadap eksistensi agama. Hal ini boleh jadi lantaran begitu
mudahnya ayah Marx keluar masuk agama satu dengan yang lain. Tetapi ia tidak
tertarik belajar hukum, ia ingin menjadi penyair. Tak ayal Marx muda, semester
pertama di Bonn hanya menghabiskan uang kiriman ayahnya saja. Tanpa meminta
izin ayahnya untuk pindah ke Berlin, Marx hijrah dan mulai belajar filsafat. Waktu
Marx ke Berlin, filsafat waktu itu sama halnya dengan filsafat Hegel. Di Berlin
waktu itu terdapat terdapat sebuah kelompok kritis dan intelektual yang
menamakan diri sebagai klub para Doktor. Walaupun baru semester dua ikut dalam
klub intelektual muda itu,Marx dianggap paling radikal. Pemikirannya melampaui
utopia teman-temannya. Namun, interpretasi atas pemahaman filsafat Hegel yang
dianggap sebagai guru revolusi itu terjadi dualisme. Mereka yang menekankan
filsafat Hegel pada rasionalitas dan kebebasan kaum hegelian Marx menjadi lawan
hegelian kanan.
Perkembangan Pemikiran Marx
Semua ahli
berpendapat bahwa pemikiran Marx mengalami perkembangan yang cukup radikal.
Marx membutuhkan beberapa tahun sampai pada pengertian yang khas dan
selanjutnya pun masih mengalami pelbagai perkembangan lagi. Yang diperdebatkan
adalah apa yang lebih dominan dalam perkembangan pemikiran Marx, diskontinuitas
ataukah kontinuitas? Gaya khas pikiran Marx tertuang jelas ketika ia pindah ke
Paris dan merumuskan buku-buku mengusung tema ‘Sosialisme Ilmiah’ seperti Naskah Paris, The German Ideology,
disinilah ia bertemu dengan beberapa filsuf kenamaan lainnya seperti Proudhon,
dll. Sampailah ia pada kumulasi ketertarikan dan pemikirannya yang khas. radikal,
menentang kapitalisme, dan ilmiah. Kunci dari buku-buku yang pernah diterbitkan
Marx adalah ‘Keterasingan’. Dimana, Marx mengunci kata tersebut untuk
mengkritik masalah sosial manusia yang terasing dari dirinya sendiri, bidang
ekonomi, sampai pada bidang politik. Marx terus mengisahkan bentuk keterasingan
diri manusia sebagai hakikat makhluk yang sosial tertuju pada keterikatan
individu pada mayoritas-dominan penguasa faktor-faktor industri. Sehingga, ia
berpendapat bahwa kepemilikan hak pribadi menghapus kesetaraan pribadi dan penemuan
diri dalam lingkungan sosial. Karena itu, Marx semakin memusatkan perhatiannya
pada syarat-syarat penghapusan hak milik pribadi. Ia mengklaim sosialisme yang
ia rajut adalah sosialisme ilmiah yang tidak didorong oleh cita-cita moral. Hipotesis
menyebutkan bahwa pemikiran Marx mencoba untuk bebas-nilai. Dengan demikian,
pemikiran Marx berubah menjadi murni filosofis menjadi sosiologis. Sosialisme ilmiah
yang disebut Marx sebagai ‘Paham sejarah yang materialistik’ : sejatah
dimengerti sebagai dialektika antara perkembangan ekonomi dan disatu pihak dan
strukur kelas-kelas sosial di pihak lain. Marx sampai pada pendapat apakah
pernah akan terlahir masyarakat tanpa hak kepemilikan pribadi? Disinilah Marx
mulai memusatkan pemikirannya pada bidang-bidang ekonomi.
No comments:
Post a Comment