Thursday, 24 January 2013

Pemikiran Karl Marx, Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme


“Ada Hantu berkeliaran di Eropa, hantu komunisme”, begitulah kata-kata pembukaan Manifesto Komunis, dokumen Marxisme paling termasyhur yang ditulis oleh Frederic Engels dan Karl Marx pada akhir abad ke-20 komunisme menjadi hantu umat manusia. Selama sebagian besar abad ini komunisme menjadi salah satu kekuatan politik dan ideologis paling dahsyat di dunia. Sepertiga umat pernah hidup dibawah benderanya. Hampir tak ada negara dunia dimana partai komunis tidak secara langsung atau tidak langsung mencoba merebut kekuasaan."

Buku yang ditulis oleh Frans-Magniz Suseno guru besar filsafat kenamaan Indonesia kelahiran Jerman ini mengisahkan sedikit pemikiran Marx yang sering dianggap kontroversial karena pemikirannya yang radikal akan keterasingan diri manusia. Buku ini merupakan buku pertama dari dua buku yang ia rencanakan mengisahkan pemikiran Marx dan aliran-aliran Marxisme sesudahnya. Buku pertama yang ia tulis menyajikan pemikiran Marx dan perkembangan Marxisme selama abad ke-19, tepatnya sampai Perang Dunia I. Marx yang kelahiran Trier (dulu masuk dalam Administrasi Prussia) adalah anak seorang pengacara Yahudi yang masuk agama Kristen-Portestan padahal hampir seluruh masyarakat Trier pada saat itu beragama Katolik. Hal ini dilakukan agar ayah Marx kecil dapat menjadi notaris di Prussia yang berhaluan protestan. Bahkan, ayah Marx kecil menyarankan dirinya untuk belajar ilmu hukum dengan harapan Marx dapat menjadi notaris seperti ayahnya. Namun, seolah bakat kritis memang dilahirkan untuk Marx, ia memulai perjalanan hidupnya menjadi seorang filsuf besar dengan ketidak tertarikannya terhadap eksistensi agama. Hal ini boleh jadi lantaran begitu mudahnya ayah Marx keluar masuk agama satu dengan yang lain. Tetapi ia tidak tertarik belajar hukum, ia ingin menjadi penyair. Tak ayal Marx muda, semester pertama di Bonn hanya menghabiskan uang kiriman ayahnya saja. Tanpa meminta izin ayahnya untuk pindah ke Berlin, Marx hijrah dan mulai belajar filsafat. Waktu Marx ke Berlin, filsafat waktu itu sama halnya dengan filsafat Hegel. Di Berlin waktu itu terdapat terdapat sebuah kelompok kritis dan intelektual yang menamakan diri sebagai klub para Doktor. Walaupun baru semester dua ikut dalam klub intelektual muda itu,Marx dianggap paling radikal. Pemikirannya melampaui utopia teman-temannya. Namun, interpretasi atas pemahaman filsafat Hegel yang dianggap sebagai guru revolusi itu terjadi dualisme. Mereka yang menekankan filsafat Hegel pada rasionalitas dan kebebasan kaum hegelian Marx menjadi lawan hegelian kanan.
Perkembangan Pemikiran Marx
Semua ahli berpendapat bahwa pemikiran Marx mengalami perkembangan yang cukup radikal. Marx membutuhkan beberapa tahun sampai pada pengertian yang khas dan selanjutnya pun masih mengalami pelbagai perkembangan lagi. Yang diperdebatkan adalah apa yang lebih dominan dalam perkembangan pemikiran Marx, diskontinuitas ataukah kontinuitas? Gaya khas pikiran Marx tertuang jelas ketika ia pindah ke Paris dan merumuskan buku-buku mengusung tema ‘Sosialisme Ilmiah’ seperti Naskah Paris, The German Ideology, disinilah ia bertemu dengan beberapa filsuf kenamaan lainnya seperti Proudhon, dll. Sampailah ia pada kumulasi ketertarikan dan pemikirannya yang khas. radikal, menentang kapitalisme, dan ilmiah. Kunci dari buku-buku yang pernah diterbitkan Marx adalah ‘Keterasingan’. Dimana, Marx mengunci kata tersebut untuk mengkritik masalah sosial manusia yang terasing dari dirinya sendiri, bidang ekonomi, sampai pada bidang politik. Marx terus mengisahkan bentuk keterasingan diri manusia sebagai hakikat makhluk yang sosial tertuju pada keterikatan individu pada mayoritas-dominan penguasa faktor-faktor industri. Sehingga, ia berpendapat bahwa kepemilikan hak pribadi menghapus kesetaraan pribadi dan penemuan diri dalam lingkungan sosial. Karena itu, Marx semakin memusatkan perhatiannya pada syarat-syarat penghapusan hak milik pribadi. Ia mengklaim sosialisme yang ia rajut adalah sosialisme ilmiah yang tidak didorong oleh cita-cita moral. Hipotesis menyebutkan bahwa pemikiran Marx mencoba untuk bebas-nilai. Dengan demikian, pemikiran Marx berubah menjadi murni filosofis menjadi sosiologis. Sosialisme ilmiah yang disebut Marx sebagai ‘Paham sejarah yang materialistik’ : sejatah dimengerti sebagai dialektika antara perkembangan ekonomi dan disatu pihak dan strukur kelas-kelas sosial di pihak lain. Marx sampai pada pendapat apakah pernah akan terlahir masyarakat tanpa hak kepemilikan pribadi? Disinilah Marx mulai memusatkan pemikirannya pada bidang-bidang ekonomi. 

No comments:

Post a Comment